Makalah
Aliran
ISIS menurut Pandangan Agama dan Filsafat Ilmu
Untuk memenuhi salah satu tugas individu (UTS) mata kuliah Filsafat
Ilmu
Disusun
Oleh:
Tasya
Nanda Utami (132101723)
Semester IV/PAI F
Dosen
pengampu:
Dra. Ummi
Kultsum, M.Pd
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI
FAKULTAS
TARBIYAH DAN KEGURUAN
SULTAN
MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2014-2015
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT
yang telah memberikan nikmat Iman dan Islam kepada kita semua, sehingga kita
dapat berkumpul dalam pertemuan yang Insya Allah dimuliakan oleh Nya.
Shalawat dan Salam semoga
tetap terlimpah curah kepada junjunan kita Nabi Muhammad SAW. Kepada para
sahabatnya para Tabi’it Tabi’innya dan semoga kepada kita selaku ummatnya
mendapatkan syafa’atul udzma di Yaumil Jaza. Amin
Harapan saya semoga makalah ini
membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya
dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih
baik.
Makalah ini saya akui masih
banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena
itu saya harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang
bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Serang,
Mei 2015
Penyusun
BAB
I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Negara-Negara
di dunia akhir-akhir ini seakan di kagetkan dengan kehadiran suatu kelompok
agama baru yang berlandaskan islam. Kelompok agama ini dianggap oleh
Negara-Negara Internasional adalah kelompok agama yang radikal, bahkan ada yang
menyebutkan bahwa kelompok ini adalah teroris. Kelompok agama ini adalah dalam bahasa Arab, negara ini disebut دوله الاسلاميةفي
العراق والشام (Daulah Islamiyyah fie Iraq wa Syam), atau dalam bahasa Inggris
ditulis dalam beberapa versi. Ada yang menyebutnya Islamic State in Iraq and
the Levant (ISIL), Islamic State in Iraq and Syria (ISIS), dan ada juga yang
menyebutnya Islamic State in Iraq and al-Shām (juga disingkat
ISIS) adalah sebuah negara dan kelompok militan jihad yang tidak
diakui di Irak dan Suriah.
ISIS
ini seolah menjadi masalah besar dan baru bagi Negara-negara internasional. Hal
ini dikarenakan ISIS merupakan kelompok yang didukung dan didirikan oleh
berbagai kelompok pemberontak Sunni, termasuk Dewan Syura Mujahidin dan
Al-Qaeda di Irak (AQI), termasuk kelompok pemberontak Jaysh al-Fatiheen,
Jund al-Sahaba, Katbiyan Ansar Al-Tawhid wal Sunnah dan Jeish al-Taiifa
al-Mansoura, dan sejumlah suku yang mengaku Sunni. ISIS dikenal karena
memiliki interpretasi atau tafsir yang keras pada Islam dan
mengajarkan kekerasan untuk mencapai tujuannya, seperti melalui bom bunuh diri,
menyiksa dan memukuli orang yang tidak sependapat, serta dengan menjarah
bank. Target serangan ISIS diarahkan terutama terhadap Muslim Syiah.
Perkembangan
pergerakan ISIS inipun dirasakan oleh bangsa Indonesia, dimana sudah ada
saudara kita yang mengikrarkan bahwa mereka bergabung kepada kelompok ISIS ini
bahkan merekapun mengajak warga Negara Indonesia lainnya untuk mau bergabung
bersama mereka ini. Kontroversi
keberadaan organisasi Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) merebak
belakangan ini, setelah beredar video di youtube yang menayangkan pria
berbahasa Indonesia mengajak untuk bergabung dengan ISIS.
Kekhawatiran kemudian muncul terkait apakah isu ISIS ini dimunculkan hanya
untuk mengalihkan perhatian publik dari pilpres 2014 yang saat ini
prosesnya tengah dibahas di MK.
Berita
dan perbincangan mengenai ISIS
juga mendominasi headline surat
kabar maupun media elektronik, mengalahkan kabar mengenai virus ebola yang
telah menewaskan lebih dari 700 orang di Afrika. Pihak pemerintah melalui
Kementerian Agama telah mengumpulkan berbagai Ormas Islam untuk menangkal
eksistensi ISIS di Indonesia.
Kementerian
Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan juga
telah mengumpulkan pimpinan BNPT, BIN, Polri, TNI, dan
Kementerian Pertahanan untuk membuat langkah strategis dalam menangani
potensi bahaya yang dapat ditimbulkan dari adanya organisasi ini. Pada Sabtu, 9
Agustus 2014 lalu, Menteri Agama telah bertemu dengan hampir semua
organisasi masyarakat dan organisasi kepemudaan yang berazaskan
Islam seperti NU, Muhammadiyah, Persis, FPI, Forum Umat Islam, HMI, KAMMI,
dan lainnya. Pada forum tersebut disepakati bahwa ISIS merupakan gerakan
yang radikal dan tidak sesuai dengan Islam sebagai rahmatan lil alamin.
Menag dan ormas Islam juga sependapat untuk menolak keberadaan gerakan
ISIS di bumi Indonesia. Menag bahkan mengancam akan mencabut
kewarganegaraan orang yang berangkat ke Irak/Suriah dalam rangka bergabung
dengan ISIS.
Untuk
lebih memperdalam pemahaman kita mengenai, apa itu ISIS sebenarnya, bagaimana
mereka terbentuk, bagaimana pandangan menurut Agama dan Filsafat Ilmu.
B. PERUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan latar belakang permasalah diatas, maka dapat
ditarik beberapa masalah yang akan menjadi pembahasan, yakni sebagia berikut :
1.
Apa itu Aliran ISIS?
2.
Bagaimana sejarah terbentuknya ISIS?
3.
Apa Tujuan Aliran Isis?
4.
Bagaimana Pendapat menurut Agama Mengenai
Aliran Isis?
5.
Apa pandangan Aliran Isis menurut pandangan
Filsafat Ilmu?
C. TUJUAN
PENULISAN
Merujuk pada latar belakang dan perumusan masalah di
atas, maka tujuan penulisan ini
adalah:
1.
Memenuhi kriteria penilaian unsur tugas pada
mata kuliah Opini Publik
2.
Dapat lebih memahami apa itu ISIS, bagaimana
sejarah terbentuknya ISIS
3.
Dapat mengetahui Tujuan Aliran ISIS
4.
Dapat mengetahui pendapat-pendapat menurut
kacamata Agama Islam mengenai Aliran
ISIS
5.
Dapat mengetahui pandangan ISIS menurut
Filsafat Ilmu
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ideologi Dan Kepercayaan
ISIS adalah kelompok ekstremis yang
mengikuti ideologi garis keras Al-Qaidah dan menyimpang dari prinsip-prinsip jihad.[1]
Seperti al-Qaeda dan banyak kelompok jihad modern lainnya, ISIS muncul dari
ideologi Ikhwanul Muslimin, kelompok Islam pertama di dunia pada
tahun 1920-an di Mesir.[2]
ISIS mengikuti ekstrim anti-Barat yang menurutnya sebagai penafsiran
Islam, mempromosikan kekerasan agama dan menganggap mereka yang tidak setuju
dengan tafsirannya sebagai kafir dan murtad. Secara bersamaan, ISIS (sekarang IS) bertujuan untuk
mendirikan negara Islam Salafi yang berorientasi di Irak, Suriah dan
bagian lain dari Syam.
Ideologi ISIS berasal dari cabang
Islam modern yang bertujuan untuk kembali ke masa-masa awal Islam, menolak
"inovasi" dalam agama yang mereka percaya telah "korup"
dari semangat aslinya. Mereka mengutuk kekhalifahan terakhir dan kekaisaran
Utsmaniyah (Ottoman Empire; sekarang Republik Turki) karena menyimpang dari apa
yang mereka sebut sebagai Islam murni dan karenanya telah berusaha untuk membangun
kekhalifahan sendiri.[3] Namun, ada beberapa komentator Sunni, Zaid Hamid, misalnya, dan bahkan Salafi dan mufti jihad seperti Adnan al-Aroor dan Abu Basir al-Tartusi, yang mengatakan bahwa ISIS dan kelompok teroris yang
terkait tidak mempresentasikan Sunni sama sekali, tapi menuduh Khawarij bidah yang melayani agenda kekaisaran
anti-Islam.
Salafi seperti ISIS percaya bahwa
hanya otoritas yang sah dapat melakukan kepemimpinan jihad, dan bahwa prioritas
pertama atas pertempuran di daerah lain, seperti berperang melawan
negara-negara non-Muslim, adalah sebagai pemurnian masyarakat Islam. Misalnya,
ketika memandang konflik Israel-Palestina, karena ISIS menganggap kelompok Sunni Palestina Hamas sebagai murtad yang tidak memiliki
kewenangan yang sah untuk memimpin jihad, mereka anggap melawan Hamas sebagai
langkah pertama sebelum menuju konfrontasi dengan Israel.[4]
B.
SEJARAH ISIS
ISIS (Islamic
State Of Iraq And Suriah) merupakan organisasi islam
yang bertujuan mendirikan Negara Islam namun bersimpangan dengan ajaran Islam
yang sesungguhnya. ISIS pertama kali dibentuk di wilayah Timur Tengah yang
dipimpin oleh Abu Bakar Al-Baghdadi.
ISIS adalah
kelompok / organisasi gerilyawan Islam Irak dan Suriah, ISIS terbentuk dari
akibat invansi Amerika Serikat ke Irak pada tahun 2003. Setelah pendudukan
Amerika Serikat di Irak, membuat negara tersebut porak poranda
perekonomian lumpuh, bangunan-bangunan pemerintahan hancur akibat serangan AS,
dan dilema pemerintahan kekosongan kepala negara karena Saddam Hussein
ditangkap.
Amerika tidak
mempunyai rencana yang matang membangun negara tersebut, Sejak itu kaum
mayoritas Syiah mengambil alih kekuasaan dan pada gilirannya merepresi golongan
Sunni. Tentu saja kalangan Sunni tidak diam saja. Pemberontakan kalangan Sunni
mulai muncul. Kelompok teroris seperti Al Qaeda masuk ke Irak dan
kelompok-kelompok pemberontak lokal yang terdiri dari kalangan minoritas Sunni
mulai bertempur melawan tentara AS. Irak pun jatuh dalam perang saudara
berdarah tahun 2006. Sejak itu, warga Irak terbelah berdasarkan agama, Sunni
yang umumnya tinggal di utara dan Syiah yang umumnya di selatan.
Arab Saudi dan
Iran merupakan dua pemain penting dalam Sunni dan Syiah. Kedua negara itu tidak
punya pemisahan antara agama dan negara, masalah dalam negeri dan uang yang
banyak dari minyak. Kedua negara menyokong kelompok-kelompok yang bertempur
melawan kelompok lain yang berbeda orientasi agama. Salah satu organisasi
teroris yang disokong Saudi adalah Negara Islam Irak (ISI). Tahun 2010, Arab
Spring pecah dan mengubah situasi di Timur Tengah. Namun, di Suriah, diktator
Bashar Al Assad yang berasal dari kalangan Syiah tidak berpikir akan mundur
dari jabatannya. Perang sudara pun terjadi. Tentara Assad membunuh rakyat
mereka sendiri. Semakin lama perang itu berlangsung, semakin banyak
kelompok-kelompok milisi asing bergabung dalam peperangan itu. Kebanyakan dari
mereka datang karena alasan agama. Mereka bertujuan dapat mendirikan sebuah
negara Islam di kawasan itu.
Salah satu dari
kelompok itu adalah ISI, yang sekarang menjadi Negara Islam Irak dan Suriah
(ISIS). Mereka sudah berperang di Irak selama beberapa tahun dan punya ribuan
tentara yang terlatih baik dan fanatik. Mereka telah menguasai Irak utara dan
sangat berhasrat untuk mendirikan negara berdasarkan agama yang mereka kelola
sendiri. Kedatangan mereka mengubah perang di Suriah ke situasi yang tidak
pernah diduga orang sebelumnya. ISIS sangat brutal dan radikal sehingga
kelompok itu segara terlibat peperangan dengan hampir semua faksi lainnya dalam
kalangan pemberontak Suriah. Mereka menyerang dan membunuh anggota kelompok
teroris lainnya. Di wilayah yang dikuasai, mereka mendirikan negara Islam
dengan aturan yang sangat keras, bahkan jika dibandingkan dengan Al Qaeda. Arab
Saudi pun terkejut dan menarik dukungannya.
ISIS merupakan
negara baru yang dideklarasikan oleh Abu
Bakar al-Baghdady pada tanggal 9 April 2013, menyusul terjadinya
perang saudara di Irak dan Suriah. Tentu saja proklamasi kemerdekaan ini masih
bersifat sepihak, dimana Pemerintah Suriah dan Pemerintah Irak tak merestuinya.
Begitu pula Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sama sekali belum mengakuinya
sebagai negara yang berdaulat.
Jadi dalam sebuah
ironi tragis sejarah, invasi AS justru melahirkan kaum teroris yang pada awal
hendak disingkirkan AS. Kini, Irak malah menjadi lokasi sempurna pelatihan
terorisme. Banyak kalangan internasional yang menduga bahwa ISIS ada dibawah
kendali CIA untuk melancarkan propaganda politik memecah persatuan Islam.
Bahkan ISIS dengan cepat masuk di Indonesia dan mulai menampakkan diri di
publik.
Dalam bahasa
Arab, negara ini disebut دوله الاسلاميةفي العراق والشام (Daulah Islamiyyah fie
Iraq wa Syam), atau dalam bahasa Inggris ditulis dalam beberapa versi. Ada yang
menyebutnya Islamic State in Iraq and the Levant (ISIL), Islamic State in Iraq
and Syria (ISIS), dan ada juga yang menyebutnya Islamic State in Iraq and
al-Shām (juga disingkat ISIS). ISIS baru-baru ini memutuskan bahwa sudah
saatnya menguasai wilayah yang lebih luas di Irak. Sejak AS meninggalkan Irak,
Perdana Menteri Nouri Al Maliki dari kalangan Syiah telah memonopoli kekuasaan
dan sedapat mungkin mendiskriminasi golongan Sunni. Pemerintah Irak secara luas
dinilai korup, tidak becus, dan tentu saja dibenci oleh sebagian besar warga
negara itu.
Meski secara de
jure belum diakui negara-negara lain, faktanya ISIS telah menguasai wilayah
seluas 400.000 km2, yang meliputi wilayah di Irak dan Suriah. Untuk sementara,
Kota Raqqah yang berada di Suriah ditetapkan sebagai ibu kota negara.
Militer Irak
mempunyai 300.000 tentara yang dibentuk dengan menghabiskan 25 miliar dollar AS
uang pajak, tetapi mereka tidak loyal kepada pemerintahnya dan telah mundur
atau bubar. Sejumlah kota di negara itu pun jatuh ke tangan ISIS yang telah
mengumumkan bahwa siapa saja yang menentang mereka akan dibunuh. ISIS telah
membuktikan bahwa mereka serius dengan ancaman tersebut.
Daerah kekuasaan
ISIS yang disimbolkan dengan warna merah di atas terbagi menjadi 16 wilayah
administrasi, dengan rincian sebagai berikut:
Daerah kekuasaan ISIS di Irak :
1. Wilayah Selatan
2. Wilayah Diyala
3. Wilayah Baghdad
4. Wilayah Kirkuk
5. Wilayah Salahuddin
6. Wilayah Anbar
7. Wilayah Ninewa.
Daerah kekuasaan ISIS di Suriah :
1. Wilayah Al Barakah (Hasaka)
2. Wilayah Al Kheir (Deir al Zour)
3. Wilayah Al Raqqah
4. Wilayah Al Badiya
5. Wilayah Halab (Aleppo)
6. Wilayah Idlib
7. Wilayah Hama
8. Wilayah Damaskus
Pada 24 Juni 2014, ISIS merebut sebagian wilayah Irak,
termasuk kota Mosul, kota terbesar kedua di negara itu. Mereka menguras ratusan
juta dana dari bank-bank yang mereka kuasai. Pengurasan dana bank itu membuat
mereka menjadi kelompok teroris terkaya di dunia.
ISIS sedang berperang melawan pemerintah Irak dan telah mengambil alih sejumlah kota di negara itu. Kelompok tersebut sedang berupaya untuk membangun sebuah khalifah Islam yang mencakup sebagian wilayah Irak dan Suriah dan sudah mulai memberlakukan hukum syariah di kota-kota yang dikuasanya.
ISIS telah mengancam akan menghancurkan setiap tempat-tempat suci yang dianggap tidak Islami.
Keluarga-keluarga Kristen melarikan diri dari Mosul bulan ini setelah kelompok sempalan Al-Qaeda itu mengeluarkan ultimatum kepada orang Kristen Irak yang tinggal di sana: masuk Islam, membayar pajak atau mati.
Menurut CNN, ISIS telah meledakkan beberapa situs suci Sunni dalam beberapa minggu terakhir di Mosul. Bulan lalu, kelompok itu menghancurkan tujuh tempat ibadah Syiah di kota Tal Afar yang didominasi Syiah Turkmen, sekitar 50 kilometer di sebelah barat Mosul, lapor Human Rights Watch yang mengutip sumber-sumber lokal.
Ledakan di makam Yunus itu terjadi pada hari yang sama saat delapan orang tewas dan dua lainnya luka-luka ketika jet tempur Irak mengebom sebuah toko di lingkungan Al-Dubat, kata Dr Mohammed Fadel, direktur rumah sakit utama Mosul.
Di pusat kota Baghdad, dua bom mobil meledak di sebuah jalan komersial yang sibuk di distrik Karrada. Sedikitnya empat orang tewas dan 14 lainnya terluka, kata petugas polisi di ibukota tersebut.
Masih
hari Kamis, anggota parlemen Irak telah memilih Fuad Masum menjadi presiden
negara itu. Masum adalah politikus kawakan Kurdi dan anggota senior dewan
kepemimpinan Uni Patriotik Kurdistan. Dia telah menjadi anggota parlemen Irak
sejak tahun 2005 dan kepala aliansi blok Kurdi di sana selama empat tahun
terakhir. Wakil Presiden AS Joe Biden telah menelepon Masum untuk mengucapkan
selamat.
C. TUJUAN ISIS
Dari
awal sampai pada pembentukan negara Islam murni
telah menjadi salah satu tujuan utama dari ISIS. Salah satu "perbedaan
yang signifikan" antara Front Al-Nusra dan
ISIS adalah bahwa ISIS "cenderung
lebih fokus pada membangun pemerintahan sendiri di wilayah yang
ditaklukkan". Sementara kedua kelompok berbagi ambisi untuk membangun
sebuah negara Islam, ISIS dengan "jauh lebih kejam melakukan serangan
sektarian dan memaksakan hukum syariah secara segera". ISIS akhirnya
mencapai tujuannya pada tanggal 29 Juni 2014, ketika itu dihapus "Irak dan
Levant" dari namanya, dengan mulai menyebut dirinya sebagai Negara Islam,
dan menyatakan wilayah okupasi di Irak dan Suriah sebagai kekhalifahan baru.
Pada
tanggal 4 Juli 2014, Persatuan Ulama Muslim Se-Dunia (IUMS),
yang dipimpin oleh Syaikh Yusuf Qaradhawi, mengeluarkan pernyataan
bahwa deklarasi khilafah yang dilakukan ISIS untuk wilayah di Irak dan Suriah
tidak sah secara syariah Islam.
D. PANDANGAN AGAMA ISLAM TERHADAP ALIRAN ISIS
ü Pandangan Ketua Umum Muhammadiyah
Din
Syamsuddin selaku ketua umum Muhammadiyah, mengatakan bahwa ISIS bertentangan dengan
kadiah Islam. Karenanya, umat Islam diminta untuk mewaspadai dan tidak
terpengaruh dengan agitasi kelompok sektarian itu.
“ISIS
menempuh cara-cara kekerasan, memaksakan kehendak, mengancam/meneror, dan
membunuh orang yang tidak berdosa,” kata Din Syamsuddin, 4 Agustus 2014.[5]
Din
Syamsuddin menegaskan, cara itu bertentangan dengan ajaran Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam. Tokoh Muhammadiyah ini juga meminta umat Islam
seluruh dunia untuk menolak ISIS.
ü Pandangan Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia
Majelis Intelektual dan
Ulama Muda Indonesia (MIUMI) beserta lembaga-lembaga yang bergabung dengannya
berkewajiban untuk menyampaikan pandangan dan sikap sebagai nasihat bagi umat
Islam Indonesia dan seluruh komponen masyarakat yang membutuhkannya sebagai
berikut:
1.
Bahwa kekhilafahan ditegakkan untuk
melaksanakan hukum syari’at secara kaffah, lurus dan benar dalam keadaan damai
tanpa ada intimidasi; melindungi agama, jiwa, akal, harta, dan kelangsungan
regenerasi umat; mewujudkan persaudaraan Islam yang hakiki, dan membangun
peradaban dengan cahaya Islam.
2.
Bahwa Imamah bukan merupakan pokok agama
dalam pandangan ahlu sunnah wal jamaah melainkan sebagai furu’ (cabang) agama,
maka tidak boleh dijadikan alat untuk mengkafirkan bagi yang tidak setuju.
3.
Bahwa pelaksanaan pengangkatan seorang
pemimpin menjadi Khalifah kaum muslimin (pembai’atan) harus melalui prosedur
Musyawarah Ahlul Halli wal ‘Aqdi yang merepresentasikan para Ulama Islam
sedunia, sebagaimana ditegaskan Khalifah Umar bin Khathab Radhiyallahu ‘anhu
dalam shahih Bukhori bahwa beliau berkata: “Siapa yang membaiat seseorang
tanpa musyawarah kaum muslimin, dia jangan diikuti, demikian pula yang
membaiatnya, agar tidak terjerumus untuk dibunuh keduanya.”
4.
Bahwa pengangkatan pemimpin ISIS menjadi
Khalifah tidak melalui prosedur musyawarah yang benar, yaitu ketidakjelasan
identitas para Ahli Syura yang mengangkatnya maupun identitas pemimpin yang
diangkatnya sebagai Khalifah dan Imam tertinggi Daulah Islamiyah itu sendiri.
Dengan demikian pembai’atan itu itu sendiri tidak benar secara syar’i.
5.
Bahwa telah terjadi penolakan dan
pengingkaran tentang keabsahan Khilafah Daulah Islamiyah bentukan ISIS yang
dinyatakan oleh para Ulama dunia, baik yang berdomisili di wilayah Iraq dan
Syam itu sendiri maupun di berbagai negeri muslim yang lain. seperti yang
dinyatakan oleh Ittihad ‘Aalamy li ‘ulama al Muslimin (Persatuan ulama dunia
Islam) yang dipimpin oleh Syekh Dr Yusuf Qardhawi, Rabithah ulama Muslimin
Ikatan Ulama Islam sedunia, Syekh Abdullah bin Muhammad bin Sulaiman Al
Muhaisini, Ketua Rabithah Ulama Syam Syekh Usamah Rifa’i dan Syekh Abdul Muhsin
bin Al ‘Abbad.
6.
Menyerukan kepada seluruh kaum muslimin untuk
tidak latah ikut-ikutan tanpa dasar ilmu yang jelas dan bisa
dipertanggungjawabkan, serta harus tetap waspada dan tidak terprovokasi dengan
isu-isu yang dikembangkan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab yang hendak
memecah belah dan memancing situasi konflik dan disintegrasi internal umat
Islam di negara Indonesia. Serta berprasangka baik dan bersikap adil terhadap
saudara-saudara muslim yang sedang memperjuangkan harga diri dan kehormatan
Islam di Irak, Syam dan seluruh dunia, sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT
dalam Al Maidah ayat 8: “Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang
yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan
janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk
berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa.
Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu
kerjakan”(QS: Al-Maidah Ayat: 8)
7.
Menyerukan kepada ormas-ormas Islam agar
bersama-sama berperan aktif meningkatkan kerjasama dan koordinasi dalam
membangun situasi yang kondusif, tenang, damai, penuh kekeluargaan serta
persahabatan di tengah umat dan bangsa.
8.
Menghimbau Pemerintah Indonesia agar tetap
bersikap bijak, adil dan transparan dalam menangani kemungkinan terjadinya
ekses negatif dari deklarasi Kekhalifah ISIS tersebut sehingga adanya
kesalahfahaman di sebagian kalangan kaum muslimin di Indonesia tidak memicu
potensi konflik yang lebih besar lagi.
9.
Menyerukan kepada seluruh masyarakat,
khususnya lembaga-lembaga sosial dan kemanusiaan untuk tetap konsisten membantu
rakyat korban bencana kemanusiaan di Suriah dan Palestina.
10. Mendoakan
semua pihak yang terlanjur terlibat dengan tanpa dasar ilmu, semoga Allah SWT
memberi taufiq dan hidayahnya kepada kita semua agar dapat kembali ke jalan
yang benar yang diridhainya dan mengampuni segala khilaf dan kelemahan kita
semua. Amin.
ü Pandangan ketua Umum Nadhatul
Ulama
“Ini (ISIS) adalah gerakan ekstrim yang tidak
menghormati kedaulatan negara,” Ia juga gerakan politik yang bisa
mengancam kedaulatan dan konstitusi. ISIS termasuk dalam kategori gerakan
transnasional politik agama. Itulah sebabnya organisasi ini dinilai sangat
berbahaya. “Sistem negara itu berbeda-beda, kalau dipaksakan bisa merusak
konstitusi dan integritas negara lainnya,”.[6]
E.
PANDANGAN
FILSAFAT ILMU TERHADAP ALIRAN ISIS
John Macmurray
Filsafat ilmu terutama bersangkutan dengan pemeriksaan
kritis terhadap pandangan-pandangan umum, prasangka-prasangka alamiah yang
terkandung dalam asumsi-asumsi ilmu atau yang berasal dari keasyikan dengan
ilmu.
Berfilsafat
yakni berfikir keras dan cerdas tentang ilmu dan berusaha untuk menjelaskan
masalah-masalah mengenai Apa dan bagaimana tenntang konsep dilahirkan dan
pernyataan yang ilmiah, bagaimana
konsep tersesbut dilahirkan, bagaimana ilmu dapat menjelaskan, memperkirakan
serta memanfaatkan alam melalui teknologi, cara menentukan
validitas dari sebuah informasi, formulasi dan penggunaan metode ilmiah, macam-macam penalaran
yang dapat digunakan untuk mendapatkan kesimpulan, serta implikasi metode dan
model ilmiah terhadap masyarakat dan terhadap ilmu pengetahuan itu sendiri. Bidang ini mempelajari dasar-dasar filsafat,
asumsi dan implikasi dari ilmu, yang termasuk di dalamnya antara lain ilmu alam
dan ilmu sosial. Di sini, filsafat ilmu sangat berkaitan erat dengan epistemologi dan ontologi.
Ontologi adalah
Teori dari cabang filsafat yang membahas tentang realitas. Realitas
ialah kenyataan yang selanjutnya menjurus pada suatu kebenaran.
Epistemologi adalah
studi tentang pengetahuan, bagaimana kita mengetahui benda-benda,
Contoh beberapa pernyataan yang menggunakan kata “tahu” yang berdeda sumber
maupun validitasnya:
·
Tentu saja saya tahu ia sakit, karena saya
melihatnya;
·
Percayalah, saya tahu apa yang saya
bicarakan;
·
Kami tahu mobilnya baru, karena baru kemarin
kami menaikinya.
Aksiologi berasal dari kata Yunani: axion (nilai) dan logos (teori), yang berarti teori tentang
nilai.
Pertanyaan di wilayah ini menyangkut, antara lain:
·
Untuk
apa pengetahuan ilmu itu digunakan?
·
Bagaimana
kaitan antara cara penggunaannya dengan kaidah-kaidah moral?
·
Bagaimana
penentuan obyek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan moral?
·
Bagaimana
kaitan metode ilmiah yang digunakan dengan norma-norma moral dan professional?
(filsafat etika).
Pandangan Isis menurut kacamata Filsafat Ilmu
yang berkaitan dengan ontology, epistimologi, dan aksiologi.
Dari Segi
ruang lingkup ontology ISIS ialah
organisasi/kelompok agama yang Radikal
IRAK dan SURIAH yang ingin menciptakan kembali sitem kekhalifahan di Era Modern
ini setelah Mustafa Kemal Fasha At-Taturk (seorang perwira militer dan
negarawan Turki yang
memimpin revolusi Negara) juga presiden pertama di Turki yang memecah daulah
kekhalifahan islamiyah pada saat itu tidak ada pemerintahan di setiap negara
Islam hanya satu daulah Bani Abasiyyah yang mengendalikan wilayah Islam secara Keseluruhan yang
bertempat di Bagdad yaitu Ibukota Irak dia memutuskan hubungan dengan
daerah-daerah luar Irak, kelompok / organisasi gerilyawan Islam Irak dan
Suriah dengan cara-cara yang dilakukan tetapi tidak menjurus pada suatu kebenaran ISIS menghalalkan dan melakukan penumpahan darah
orang-orang Islam dan non-Muslim, sebagaimana dilansir FNA Ahad, ISIS
sangat mencoreng citra Ahlussunnah, sangat melecehkan Islam, dan memperkenalkan
Islam sebagai agama main-main, sia-sia, pembunuhan dan pembantaian orang lain,
sebab seorang Muslim tidak akan membunuh Muslim lainnya, dan hanya berperang
dengan non-Muslim apabila pihak lawan memulai perang, dari cara-cara sperti itu
yang sifatnya Radikal dan sparatis Realitas ISIS hanya menggunakan label
ISLAM tetapi tidak menggunakan ajaran-ajaran yang sesuai dengan Syariat Islam.
Dari
segi epistimologi ISIS ialah
pengetahuan yang bisa dikaji kita mengetahui ada kelompok ISIS dari Media
Elektronik (social) Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) membunuh lima orang
wartawan sebuah stasiun televisi Libya di wilayah timur negeri itu. Demikian
penjelasan seorang komandan angkatan darat Libya, Senin (27/4/2015). Kelima wartawan
itu sudah menghilang sejak Agustus tahun lalu, saat mereka meninggalkan kota
Tobruk setelah meliput pelantikan parlemen negeri itu. Usai liputan ke Tobruk,
kelima jurnalis itu sedianya akan menuju kota Benghazi dan melewati kota Derna,
salah satu basis kelompok militan.[9] Dari segi Epistimologi ini kita sudah mengetahui
melalui Media Elektronik (social) ISIS sudah membunuh banyak orang Islam maupun
non-Islam, pengetahuan yang sudah diketahui Aliran ISIS Mereka hanya meletakkan nama Muslim pada diri mereka, namun mereka
sama sekali tidak memahami agama Islam yang hakiki.
kemudian
dari segi Aksiologi mengenai Aliran
ISIS setelah kita mengetahui bahwa aliran ekstremis yang menyimpang dari prinsip-prinsip jihad bertujuan untuk mendirikan negara Islam Salafi yang berorientasi di Irak, Suriah dan bagian
lain dari Syam itu melenceng dari sumber ajaran Islam yang dibawa oleh Nabi
Muhammad untuk tidak mengikuti ajaran ini, dalam pembahasan ruang lingkup dari segi aksilogi untuk apa ilmu
pengetahuan digunakan hanya untuk diketahui oleh Umat Islam bahwa ajaran
yang pertama kali (ISIS) dibentuk di wilayah
Timur Tengah yang dipimpin oleh Abu Bakar Al-Baghdadi itu tidak sesuai dengan Makna Jihad yang
sebenarnya.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
ISIS
memiliki konsep yang salah dan cenderung ekstrem. Kelompok ini beranggapan, siapa pun yang tidak berada di lingkungan
mereka dianggap sesat sehingga harta dan benda orang di luar golongan itu
dianggap halal ISIS telah menguasai beberapa daerah yang ada di Irak dan Suriah
mereka membuat hotel termewah berbintang dan dananya dari beberapa bank mereka
memalak ini tidak menunjukan bahwa ia melakukan Syariat Islam secara Kaffah
melainkan sebaliknya. ISIS memiliki tujuan untuk membentuk
Daulah Islamiyah atau negara Islam dalam pimpinan satu Khalifah. Saat ini ISIS
dipimpin Abu Bakar Al Baghdady. Padahal dalam syariatnya seorang Khalifah itu
diangkat melalui Ahlul Akdi wal Aqli. Ini
mungkin yang membedakan konsep Khilafah yang digulirkan oleh Ikhawanul Muslimin
dan Hizbut Tahrir. ISIS juga banyak menghancurkan tempat-tempat Ibadah umat muslim
Ahli Sunnah yang mereka anggap adalah tempat Ibadah Syiah (Mereka bersouzon dan
dengan unsure kesengajaan).
Mereka
bukan umat Islam, karena seandainya mereka memahami Islam maka mereka tidak
akan berbuat sedemikian rupa. Mereka hanya meletakkan nama Muslim pada diri
mereka, namun mereka sama sekali tidak memahami agama Islam yang hakiki. Jika
mereka memahami agama islam yang hakiki mereka tidak akan pernah membunuh
banyak orang Muslim maupun non-muslim kecuali dengan alas an yang jelas salah
satu kasus ketika 5 orang yang sedang meliput ke daerah ISIS mereka tiba-tiba
menghilang dan sudah ditemukan bahwa mereka sudah terbunuh mereka dari Negara
Libya.
ISIS tidak mewakili Ahlussunnah karena mazhab
Ahlussunnah tidak melanggarkan hal-hal yang diharamkan Allah dan tidak
menganiaya orang-orang yang tak berdosa, apalagi umat Islam sendiri, sedangkan
ISIS menghalalkan dan melakukan penumpahan darah orang-orang Islam dan
non-Muslim, ISIS sangat mencoreng citra Ahlussunnah, sangat melecehkan Islam,
dan memperkenalkan Islam sebagai agama main-main, sia-sia, pembunuhan dan
pembantaian orang lain, sebab seorang Muslim tidak akan membunuh Muslim
lainnya, dan hanya berperang dengan non-Muslim apabila pihak lawan memulai
perang.
Kekhilafahan
ditegakkan untuk melaksanakan hukum syari’at secara kaffah, lurus dan benar
dalam keadaan damai tanpa ada intimidasi melindungi agama, jiwa, akal, harta,
dan kelangsungan regenerasi umat mewujudkan persaudaraan Islam yang hakiki, dan
membangun peradaban dengan cahaya Islam sedangkan ISIS tidak melaksanakan hukum
Syari’at secara benar mereka mengintimidasi banyak orang sehingga banyak orang
ketakutan (khususnya didaerah IRAK) jika tidak mengikuti dan mendukung ISIS dan
ikut serta membangun daulah/Negara Islam. Semestinya mereka mewujudkan
persaudaraan Islam.
Pelaksanaan
pengangkatan seorang pemimpin menjadi Khalifah kaum muslimin (pembai’atan)
harus melalui prosedur Musyawarah Ahlul Halli wal ‘Aqdi yang merepresentasikan
para Ulama Islam sedunia, sebagaimana ditegaskan Khalifah Umar bin Khathab
Radhiyallahu ‘anhu dalam shahih Bukhori bahwa beliau berkata: “Siapa yang
membaiat seseorang tanpa musyawarah kaum muslimin, dia jangan diikuti, demikian
pula yang membaiatnya, agar tidak terjerumus untuk dibunuh keduanya”, tidak ada
pembaiatan yang mesti dilakukan Ahlul Halli Wal Aqdi terhadap ABU BAKAR AL-BAGHDADY (Pemimpin ISIS).
Kekejaman
Luar Biasa Tak berbeda dengan Israel, ISIS pun telah melakukan aksi kekejaman
di sejumlah negara di Timur Tengah, seperti Suriah, Irak, Yaman, Libya, dan
Afghanistan. ISIS bukan hanya membantai manusia dengan berondongan senapan
mesin, roket, dan bom, tapi ISIS juga sampai hati menyembelih manusia dan
memisahkan kepala dari tubuhnya hanya dengan menggunakan pisau tumpul. ISIS
juga akan tetap membunuh para korbannya meski mereka dalam kondisi lemah dan
telah meratap minta ampun. Tak ada satupun kelompok Islam sejak jaman Nabi
Muhammad yang melakukan kejahatan manusia begitu rupa sebagaimana ISIS
melakukannya saat ini. Cenderung membunuh Muslim Dari track record
aktifitasnya, ISIS seolah segaja diciptakan hanya untuk membunuhi kaum Muslim
tewas dibantai ISIS. ISIS dengan bangga memamerkan tangannya yang penuh lumuran
darah para pembaca Syahadat, nauzubillahi min dzalik, tunjukanlah yang beragama Islam bahwa Islam
adalah agama yang ramah dan anti-kekerasan.
Mereka
lebih kejam dari kelompok radikal mana pun mereka akan lebih sadis jika
dibandingkan dengan teroris Bom Bali, bagaimana tidak ISIS membunuh orang-orang
Muslim juga dengan alasan tidak sependapat dengan aksinya.
Para
ulama dan kelompok ekstremis lain kemudian mencap ISIS sebagai penganut khawarij, yakni konsep pengkafiran orang-orang di luar
paham yang dianut oleh kelompok tertentu. Salah satu bukti yang menguatkan
tuduhan ISIS sebagai penganut khawarij adalah
tindakannya yang mudah mengkafirkan pihak lain tanpa pandang bulu. Bagi ISIS, menghalalkan
darah pihak-pihak yang kontra dengannya adalah hal yang benar, sekalipun
lawannya adalah Muslim. Tidak heran mengapa ISIS mudah sekali menghukum mati
orang-orang di luar kelompoknya.
ISIS
bisa dikatakan Bughat atau pembangkang di Negara Irak, semestinya wajib di
bunuh jika tidak ingin mengikuti pemerintahan di Negara Irak, sedangkan isis
sedang berperang melawan pemerintahan Irak dan banyak mengambill alih sejumlah
kota di Negara tersebut.
ISIS
telah mengancam akan menghancurkan setiap tempat-tempat suci yang dianggap
tidak Islami.
Ledakan
di makam Yunus itu terjadi pada hari yang sama saat delapan orang tewas dan dua
lainnya luka-luka ketika jet tempur Irak mengebom sebuah toko di lingkungan
Al-Dubat, kata Dr Mohammed Fadel, direktur rumah sakit utama Mosul. Mereka pun
telah menghancurkan 8 tempat ibadah SUNNI (sesuai dengan Syariat Islam) mereka
memang bukan Islam hanya labelnya saja yang Islam tetapi aliran Islam Sunni
yang toh sesuai dengan syariat malah dihancurkan beberapa tempat Ibadahnya di
Mosul.
Mereka (ISIS) bukan Islam. Meskipun ucapan
mereka Allah Akbar, biar pun ucapan mereka Lailahaillallah, Allah tidak peduli
dengan ucapan mereka. Allah hanya peduli dengan hati dan bagaimana perbuatan
mereka, ISIS sama sekali tidak mencerminkan hati seorang muslim. Orang Islam,
kata dia, sangat menjunjung tinggi akhlak, persaudaraan, perdamaian,
solidaritas dan kemakmuran bersama.
ISIS itu bukan Islam, mereka akarnya itu
Amerika, sengaja dibentuk untuk menghancurkan Islam, ISIS kelompok yang
melanjutkan misi barat untuk menjelekkan Islam di mata dunia, dengan propaganda
dan tindakan keji mengatasnamakan Islam. Sehingga sebagian orang mulai
terpengaruh dan makin takut ketika mendengar kata syariat Islam. Padahal
tindakan ISIS dan Islam sangat bertolak belakang.
DAFTAR
PUSTAKA
http://www.tempo.co/read/news/2014/08/02/078596814/Ini-Alasan-Kominfo-Belum-Blokir-Video-ISIS http://kaharuddinsyam.blogspot.com/2014/08/alasan-mengapa-isis-dilarang-berkembang.html
regional.kompas.com/read/2015/04/10/19553281/Hidayat.Nur.Wahud.selain.Radikalisme.Separaratisme.juga.Harus.Diperhatikan.html
[2] Hussain, Ghaffar (30 June 2014). "Iraq
crisis: What does the Isis caliphate mean for global jihadism?". The Independent. Diakses 6 July 2014.
[3] Fernholz, Tim (1 July 2014). "Don’t believe the people
telling you to freak out over this "ISIL" map". Quartz. Diakses 6 July 2014.
[4] Mamouri, Ali (29 July
2014). "Why
Islamic State has no sympathy for Hamas". Al-Monitor. Diakses 1
August 2014.
[8] Vardiansyah, Dani. Filsafat
Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, Indeks, Jakarta 2008. Halaman 91
[9] TRIPOLI,
KOMPAS.com